Sate Kambing Ibu Rita

address.jpgSebenarnya makan kambing bagi saya sangatlah luar biasa, ya luar biasa, sebab saya tidak suka daging kambing. Dulu dikarenakan ada sedikit trauma dengan baunya waktu saya masih kecil. Setiap saya mencium aroma kambing (bisa dibilang pesing atau prengus), saya langsung ingin muntah, kadang-kadang muntah beneran. Jadilah saya tidak pernah menikmati daging kambing sampai akhir tahun 2007. Kalo cuma nyobain sedikit pernah, paling-paling di nasigoreng yang di beli istri.

Waktu itu sepulang kantor, biasanya saya turun di Kebon Nanas Tangerang, untuk selanjutnya meneruskan naik angkot ke Serpong tempat tinggal saya. Kondisi saya sangat lapar sekali, waktu masih di bus, saya putuskan nanti sampai di Kebon Nanas saya mau makan dulu, saya punya penyakit maag, jadi gak boleh kosong terlalu lama ini perut atau makan terlambat juga sangat berbahaya, sudah kronis soalnya.

Sehabis maghriban dulu, saya lihat warung ibu rita, mengepul asap bakarannya, orang antri di dalamnya. Saya sudah tahu warung ini, hanya saja karena masakannya daging kambing, saya tidak pernah menaruh perhatian special ke sana, lewat-lewat saja…

hoteplate.jpgSaya pesan 5 sate kambing, dan 5 sate ayam. Sate ayam saya fungsikan sebagai backup, takut-takut saya tidak suka kambingnya. Beberapa menit kemudian pesanan datang….mmmm… modelnya mereka memakai hot plate, biar panasnya lebih abadi mungkin. Pertama saya coba adalah kambingnya, saya cocol ke bumbu kecapnya, lalu dengan berdebar saya masukan ke mulut saya… nyam…nyam…mmm…. WOW!!!!! 28 tahun gak pernah makan sate kambing yang sesuai mulut baru kali ini Tuhan menurunkan makanan surga-nya kepada saya. Subhanallah…. Teksturnya lembut, tidak a lot, mungkin pake kambing muda kata orang-orang. Bumbunya itu yang luar biasa, meminjam istilah Bondan Winarno…Ma’ Nyuuusssss…, perpaduan yang indah antar kambing dan sate.jpgkecap, menyentuh raga maupun spiritual seseorang, terasa anda seperti di Firdaus. Saya lihat sekeliling, ternyata semua orang tampak bahagia, menyantap satu demi satu daging kambing nan mempesona ini. Keringat bercucuran tanda perut ini menerima tamu penting yang sudah lama di tunggu-tunggu.

Oh ya, saya tidak lupa juga dengan sate ayamnya, ternyata tidak kalah kawan….. bumbunya adalah kacang yang dihaluskan, tidak seperti beberapa sate ayam yang biasa saya makan, biasanya ada kacang-kacang kasarnya di taburkan, kalo ini tidak…. Mm betul-betul sempurna.

Hari itu merupakan hari bahagia saya, hari kemenangan saya terhadap kambing dan hari Tuhan memberikan rahmat indah kepada hambanya….

*******

Saya dan istri bukanlah penggemar kambing tapi juga tidak pernah memakannya sering-sering. Suatu hari saya bawakan sebungkus sate kambing ibu rita, untuk membuktikan kata-kata saya di hadapan sang istri. Tanggapannya adalah, “kita makan disana akhir minggu ini Pa..”. Hehehe… semenjak itu, tiap minggu, satu atau dua kali saya makan disana.

Ada satu yang terlewat kawan, Sop Kambingnya….wuuuiiihhhhh rrrrrrrr  hghfgfgh…. Mantap…mantap bok, inilah senjata paling mematikan ibu rita. Isinya daging kaki dan daging badan di padu jeroan, tapi sedikit sekali jeroannya. Bumbunya hangat dan menyengat alam bawah sadar yang memakannya. Rasa pedas ladanya terasa imbang dengan bumbu yang lain (karena saya bukan ahli kuliner, saya gak tau bumbunya pake apa, saya cuma ahli makan..). Saya penggemar tim sepakbola AC Milan, sekarang, saya juga menjadi penggemar Ibu Rita FC, karena permainan indah yang di tunjukan kambing-kambingnya.

 Bagi anda yang ingin mencobanya ada di: Jalan Raya Kebon Nanas Tangerang, Pas di bawah embatan penyebrangannya. Tempatnya kecil, jadi pas rame, sabar-sabar aja…

Tinggalkan komentar